IOV Indonesia Youth Section

We travel around the globe spread the beauty of equator emerald

Selasa, 07 Oktober 2014

KOMUNITAS TARI FISIP UNIVERSITAS INDONESIA "RADHA SARISHA" di AMERIKA

Festival pertama yang diikuti oleh Tim KTF UI Radha Sarisha yaitu Springville World Folkfest 2014 dimulai sejak tanggal 28 Juli 2014. Hari pertama festival bertepatan dengan Hari Raya Idul Fitri 1435H, sehingga sekitar jam 7 pagi tim menunaikan ibadah shalat Ied sebelum melaksanakan jadwal latihan pertama. Springville World Folkfest 2014 diadakan pada tanggal 28 Juli—3 Agustus 2014 di Springville Art Park dengan panggung terbuka yang dilatarbelakangi pegunungan. Selain tim KTF UI Radha Sarisha dari Indonesia, peserta festival lainnya berasal dari Belgia, Perancis, Polynesia, Australia, Bangladesh, Lithuania, Taiwan, dan Amerika Serikat. Sepanjang festival, tim dari setiap negara mendapatkan waktu penampilan selama maksimal 10 menit. Festival dimulai jam 5 sore setiap harinya. Pada salah satu hari festival, tim KTF UI Radha Sarisha diminta untuk mengajar Tari Saman di kelas Folk Dance Brigham Young University (BYU) di Provo. Tim KTF UI Radha Sarisha selalu mendapat sambutan dan apresiasi meriah disetiap penampilan kami, baik di panggung maupun di universitas.
Festival kedua yang diikuti oleh Tim KTF UI Radha Sarisha adalah Summerfest Dance Festival 2014 di kota Bountiful, Utah. Festival diadakan pada tanggal 4 Agustus—10 Agustus di Bountiful City Park. Selain tim KTF UI Radha Sarisha dari Indonesia, peserta festival lainnya adalah sebagian teman-teman dari festival sebelumnya yaitu Bangladesh, Lithuania, Taiwan, dan Amerika Serikat. Setiap harinya, setiap tim dijadwalkan pada penampilan siang dan malam hari dengan durasi masing-masing penampilan selama 30 menit. Selain panggung besar untuk tarian, festival juga menyediakan panggung yang lebih kecil untuk penampilan musik. Setiap penampilan kami setiap harinya, tim KTF UI Radha Sarisha selalu mendapat tepukan meriah dan standing ovation. Disela-sela waktu penampilan, kami dapat beristirahat atau berjalan-jalan bersama host families. Kota Bountiful dapat dikatakan sebagai kota kecil yang sangat indah dan damai karena disana hanya ada perumahan tanpa gedung tinggi dan tidak dijumpai kemacetan di jalanan.
Festival ketiga yang diikuti oleh Tim KTF UI Radha Sarisha adalah International Days 2014 di kota South Jordan, Utah. Festival diadakan pada tanggal 11 Agustus—17 Agustus 2014. Festival terakhir ini berbeda dengan festival-festival sebelumnya karena panggung pertunjukkan selalu mengambil tempat berbeda setiap harinya, seperti di High School, Middle High School, atau di Pusat Kegiatan Kota. Selain itu, setiap pagi tim KTF UI Radha Sarisha juga selalu mendapat jadwal untuk mengajar tarian di sekolah dasar. Selama workshop di sekolah dasar, secara bergantian tim mengajar Tari Saman dan Tari Gaba-gaba atas permintaan pihak sekolah karena tarian tersebut adalah tari favorit anak-anak. Setelah workshop dipagi hari, tim mengisi penampilan dipanggung utama hampir setiap malam. Di festival terakhir ini, peserta internasional hanyalah tim KTF UI Radha Sarisha dari Indonesia dan tim dari Bangladesh. Pada salah satu hari, tim KTF UI Radha Sarisha mendapat kesempatan untuk menjadi penampil tunggal di International Days 2014 dengan waktu penampilan sepanjang 75 menit. Festival ketiga ini menjadi festival penutup yang menyenangkan karena penampilan tim KTF UI Radha Sarisha selalu ditunggu-tunggu dan mendapat sambutan meriah dari penonton. Selain itu, hal lain yang membedakan festival terakhir ini dari festival sebelumnya adalah adanya Liaison Officer sekaligus Guide dari San Fransisco University yang merupakan mahasiswa/i dengan usia sebaya dengan kami.

T-ta Paramadina Mewakili Indonesia Mengikuti The International Youth Dance Festival 2014

Sebagai bentuk konsistensi kecintaan kami pada budaya Indonesia, pada tahun 2014 ini T-ta Paramadina kembali berkesempatan mengemban misi kebudayaan ke Macau. IOV Indonesia Youth Section telah mempercayakan T-ta Paramadina untuk mengikuti festival bergengsi yang dilaksanakan setiap dua tahun sekali ini. Dalam festival ini, T-ta Paramadina mempersiapkan 5 buah tarian yaitu Tari Betawi Kembang Rumpi, Tari Piring Indang, Tari Zapin Langkak Pesisir, Tari Papua Mambri, dan Tari Saman. Dihelat oleh DSEJ Macau Education and Youth Affairs Bureau, event ini mengundang 20 negara dari berbagai belahan dunia. Negara-negara yang mendapat undangan yakni Australia, New Zealand, Turki, Finlandia, Yunani, China, Madagaskar, USA, Sri Lanka, Singapura, Hong Kong, Korea, Belgia, Russia, Macau, serta Indonesia. Treatment yang baik dari pihak festival kepada peserta, fasilitas yang serba lengkap, pengaturan jadwal kegiatan yang baik, membuat festival ini sukses dalam memberikan kesan yang baik kepada seluruh peserta festival.
Menjadi pengalaman baru bagi T-ta karena ini adalah festival pertama di Asia yang kami ikuti dan dengan jumlah peserta negara terbanyak. Sebelumnya, T-ta sudah berkesempatan melaksanakan misi budaya ke negara-negara di Eropa. Kemiripan rumpun dengan beberapa negara di Asia menjadikan ini sebagai tantangan baru, agar kami tetap mempertahankan kualitas kepenarian dan ciri khas kami di tengah corak negara Asia lain yang identik dengan kostum berwarna cerah serta kepenarian yang sangat baik. Satu hal yang sangat membuat kami bangga yaitu karena festival ini telah lama dinanti oleh Indonesia dan merupakan suatu kebanggaan bagi T-ta Paramadina ketika dipercaya dan ditunjuk oleh IOV Indonesia Youth Section sebagai tim pertama dari Indonesia yang dapat mengikuti festival ini.
Bagi kami, misi budaya adalah sesuatu hal yang tidak bisa terbayar oleh apapun, karena ini bukan sekedar berkunjung ke suatu negara. Kami mengemban suatu misi membawa nama budaya Indonesia untuk kami perkenalkan kepada dunia. Suka dan duka banyak kami lalui selama persiapan menuju Misi Budaya. Melalui proses latihan rutin yang berat dan panjang, fund-raising (penggalangan dana), serta pencarian sponsor kami lakukan demi tercapainya cita-cita misi budaya ini. Banyak sekali pengalaman berharga tak terlupakan yang kami dapatkan selama disana. Salah satu hal menarik yang kami alami adalah waktu festival di Macau yang bertepatan dengan bulan suci Ramadhan. Kondisi ini membuat tim kami semakin solid, karena kami harus tetap menjaga ibadah puasa sambil menjalankan aktivitas yang padat. Jadwal piket sahur pun kami bentuk, agar bisa saling membangunkan satu sama lain di waktu sahur agar tetap dapat menjalankan ibadah puasa di keesokan harinya. Mempersiapkan makanan sahur dan berbuka puasa juga kami lakukan bersama dalam tim, sesuai dengan pembagian tugas. Meskipun tidak bisa melaksanakan ibadah solat tarawih tiap malamnya, namun kami tetap merasakan suasana Ramadhan karena kami sudah sangat dekat selayaknya keluarga kedua. Keikutsertaan pembina dari IOV, Andris Adhitra pada misi budaya T-ta Paramadina kali ini juga sangat membantu dan membimbing kami langsung selama mengikuti festival di Macau untuk dapat menjadi tim yang lebih solid dan cekatan lagi.
Selain bertukar cerita satu sama lain dengan peserta dari negara lain, kami juga saling bertukar souvenir dengan teman-teman baru kami. Pada saat itu tentunya kami mempromosikan Indonesia sebagai negara yang sangat indah dan memiliki budaya yang beragam. Hingga saat ini, tidak sedikit dari kami yang masih saling berkomunikasi dengan teman-teman dari belahan dunia lain melalui situs jejaring sosial. Ratusan bahkan ribuan kata bahkan tidak bisa menjabarkan betapa bangganya kami bisa mewakili Indonesia untuk berpartisipasi mewakili Indonesia di salah satu festival yang luar biasa bersama IOV Indonesia Youth Section. Namun satu hal yang akan tetap kami yakini adalah we believe everything that comes from the heart, will touch the heart. That’s why we always dance from the heart. Dimana pun T-ta Paramadina menari, pasti akan selalu menari dari hati. We’re not professional dancers, but we dance like professionals 