The International Organization of Folk Art (IOV) is a non-governmental organization in operational relations with the United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO). Had been released on March 1. IOV Indonesia Youth section had been officially become the member of IOV International, and will become the place for youth to share their idea about art, tradition and cultural heritage.
IOV Indonesia Youth Section
We travel around the globe spread the beauty of equator emerald
Selasa, 13 Mei 2014
SD ISLAM AL IKHLAS memenangi Noble Music Performance for 10th Soverignity Fest Folk Competition
WARTA KOTA, BEKASI - Sebanyak 12 siswa SD Islam Al-Ikhlas, Jalan Cipete III Nomor 3 Cilandak, Jakarta Selatan memenangi salah satu lomba dalam festival seni kebudayaan tradisional yang digelar di Turki, Senin (21/4) hingga Jumat (25/4) lalu. Siswa-siswa perwakilan Indonesia itu memenangi Noble Music Performance for 10th Soverignity Fest Folk Competition, yang digelar di Ataturk Indoor Stadium, Sakarya, sekitar 140 kilometer dari Istambul, Turki.
"Bangga sekali anak bisa ikut festival tingkat internasional. Ini pengalaman bagi anak saya, pengalaman ini nggak kebeli," tutur Ardhina Maharani (35), salah satu orangtua siswa. Arsyela Thalia Faradila, anak keduanya yang baru berusia delapan tahun, menjadi salah satu rombongan siswa yang memenangi festival kebudayaan tradisional itu.
Ardhina tidak menyertai kepergian Arsyela ke Turki. Dia hanya menyambut kedatangan anak perempuannya itu di pintu kedatangan luar negeri, Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Senin (28/4). "Saya percaya anak saya bisa mandiri, toh ada guru pendamping. Festival ini akan membangun wawasan dia, bagaimana berjuang membawa nama negara," imbuhnya tak bisa menyembunyikan kebahagian saat menyambut kedatangan anaknya itu.
Arsyela Thalia Faradila mengaku telah berlatih memainkan alat musik angklung selama sebulan penuh sebelum rombongan berangkat ke Turki pada Sabtu (19/4). "Saya pegang angklung nada sol, disana kami memainkan dua lagu, I Have a Dream, dan Burung Kakatua," tutur Arsyela Thalia, di Bandara Soekarno-Hatta.
Andris Adhitra, Ketua Rombongan mengatakan bahwa selain memainkan dua lagu itu menggunakan angklung, mereka juga membawakan tari giring-giring, dan tari piring. "Persaingan lumayan ketat, karena ada sepuluh negara yang terlibat dalam festival internasional ini," tuturnya, Senin (28/4). Kesepuluh negara peserta festival itu adalah Albania, Bosnia, Kataristan (negara pecahan Rusia), Rumania, Estonia, Bulgaria, Ukraina, Indonesia, Azerbaijan, dan tuan rumah Turki. Hendri Wardi, Wakil Kepala Sekolah SDI Al Ikhlas mengatakan bahwa keikutsertaan siswa sekolah itu dalam festival internasional merupakan program rutin.
"Program kami, dua tahun sekali mengirimkan siswa ke luar negeri untuk mengemban misi kebudayaan Indonesia," tuturnya. Dua tahun lalu, kata dia, sebanyak 27 siswa ikut serta dalam festival serupa di Jerman. Dua tahun sebelum pengiriman perwakilan ke Jerman, juga ada 25 siswa yang mengikuti festival serupa di Turki. "Sebelumnya kami adakan seleksi, dari situ keliahatan mana anak yang bisa mandiri dan yang tidak. Anak-anak kami siapkan mentalnya sebelum berangkat," ujarnya.
Saat ini, jumlah siswa SDI Al Ikhlas seluruhnya sebanyak 908 siswa dari kelas 1-6. Masing-masing kelas terbagi dalam lima rombongan belajar, satu rombongan belajar terdiri atas 30-32 siswa.
Langganan:
Postingan (Atom)