IOV Indonesia Youth Section

We travel around the globe spread the beauty of equator emerald

Senin, 17 Mei 2010

Indonesia Juara Lomba Tari di Turki




Indone-sia yang diwakili pelajar SMP Islam Al-Ikhlas menyabet juara pertama kompetisi tari dan budaya kelas dunia khusus anak-anak, The 3rd International Children Folk Dance Competition (Golden Sun Competition) di Kota Fethiye, Mugla, Turki pada 21 s/d 29 April 2010.

“Ini membuktikan bahwa bangsa kita unggul di bidang seni budaya. Pembinaan harus terus ditingkatkan dan iklim berkreasi harus diciptakan. Jangan dilarang-larang atau dibatasi, asal kreasi itu tidak melanggar koridor yang ada,” jelas Menbudpar Jero Wacik saat menyambut tim tari SMP Islam Al-Ikhlas di Kedatangan Terminal D2, Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, (30/4).

Di ajang yang diselenggarakan Lykia World Oludeniz, sebuah resort ternama dan termahal di negara Turki ini, tim tari SMP Islam Al-Ikhlas yang beranggotakan 24 siswa-siswi, menampilkan Tari Kipah dari Aceh. Mereka juga menyuguhkan Tari Pendet (Bali), Tari Pukat (Aceh), Tari Piring (Sumbar), Tari Satrio Watang (Jateng), dan Musik Angklung (Jawa Barat).

Ada 16 tim dari belahan negara yang ikut dalam ajang ini antara lain Albania, Azerbaijan, Bulgaria, Cyprus Utara, Georgia, Kazakhstan, Lithuania, Maldova, Montebegro, Rusia, Rumania, Serbia, Turki, Ukraina, Yunani, dan Indonesia yang baru pertama kali mengikuti kompetisi ini, langsung memboyong juara pertama. Padahal dua kali penyelenggaraan sebelumnya, Rusia selalu jadi tim favorit.

“Seharusnya yang ikut ada 27 negara, tapi 11 negara batal karena terhambat penerbangan akibat letusan Gunung Eslandia. Dan kita tidak salah pilih mengajak tim SMP Islam Al-Ikhlas yang dilatih oleh Sanggar Gema Citra Nusantara pimpinan Mira Arismunandar,” jelas Andris dari Avara Indonesia selaku ketua rombongan.

Sebagai tanda penghargaan bagi pemenang, menbupar menjanjikan akan mempertemukan tim tari SMP Islam Al-Ihklas dengan Presiden SBY di Istana Negara dalam waktu dekat.

Hadir dalam penyambutan tersebut, Direktur Jenderal Nilai Budaya Seni & Film (NBSF) Kemenbudpar Tjetjep Suparman dan beberapa stafnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar