IOV Indonesia Youth Section

We travel around the globe spread the beauty of equator emerald

Senin, 29 November 2010

Indonesia Tuan Rumah Sidang UNESCO 2011

Indonesia dipercaya menjadi tuan rumah sidang keenam Komite Antar-Pemerintah tentang Perlindungan Warisan Budaya Takbenda UNESCO pada 2011.

“Pada 19 November 2010 lalu, Indonesia ditetapkan sebagai tuan rumah sidang keenam IGC-ICH yang menurut rencana akan berlangsung di Bali pada 2011,” kata Menteri Kebudayaan dan Pariwisata (Menbudpar), Jero Wacik, di Jakarta, Senin.
Dalam sidang IGC-ICH Unesco (Inter Governmental Committee for the Safeguarding of the Intangible Cultural Heritage) keenam tersebut, rencananya akan dibahas berbagai agenda penting bagi masa depan implementasi Konvensi Pelestarian Budaya Takbenda.
Pembahasan akan meliputi nominasi berbagai matabudaya takbenda yang diajukan negara pihak konvensi kepada Unesco serta prosedur yang lebih efektif bagi badan pertimbangan nominasi dalam memproses nominasi.

“Indonesia akan terlibat aktif dalam sidang tersebut sebagai host dan sebagai anggota komite subsidiary body dan consultative body,” katanya.
Menteri Wacik mengatakan, Indonesia sebagai negara pihak konvensi telah berperan aktif dalam berbagai sidang terkait konvensi tersebut sejak 2008.
Dalam sidang kelima di Nairobi, Kenya, pada 15-19 November 2010 ada tiga keputusan penting bagi Indonesia.
“Sidang tersebut juga menetapkan angklung Indonesia masuk dalam daftar representatif budaya takbenda warisan manusia,” katanya.
Sidang yang berlangsung pada 16 November 2010 itu mengukuhkan 46 nominasi matabudaya takbenda dari 31 negara di antaranya angklung Indonesia.

“Dengan demikian, Unesco telah menetapkan wayang, keris, batik, dan terbaru angklung Indonesia sebagai intangible cultural heritage of humanity,” katanya.
Unesco menilai angklung Indonesia memenuhi kriteria sebagai warisan budaya takbenda dunia antara lain karena angklung merupakan seni musik yang mengandung nilai-nilai dasar kerja sama, saling menghormati, dan keharmonisan sosial yang merupakan bagian utama identitas budaya masyarakat di Jawa Barat dan Banten.
Menteri Wacik menyatakan telah mengambil langkah pelestarian angklung dengan bekerja sama menyeluruh antara pemerintah, seniman, dan masyarakat.
Dengan demikian diharapkan tercapai tujuan untuk mendorong tersebarnya pengetahuan angklung dalam konteks formal dan informal, diselenggarakannya lebih banyak pertunjukan kesenian angklung, dan berkembangnya kerajinan angklung, dan keberlanjutan tanaman bambu yang menjadi bahan baku angklung.

“Dalam sidang IGC-ICH Unesco pada 18 November 2010 juga telah menyepakati untuk memberikan akreditasi kepada Asosiasi Tradisi Lisan (Oral Tradition Association) Indonesia sebagai organisasi non-pemerintah,” kata Menteri.
Dengan status itu, maka Asosiasi Tradisi Lisan dari Indonesia dapat berpartisipasi dalam menyusun rekomendasi apabila diminta oleh Komite, demikian Menbudpar Jero Wacik.
Sumber: ANTARA

Pemuda Indonesia Promosikan Wayang di Konferensi Internasional

Beijing (02/11/2010)—Setiawaty Nur Alami, Muhammad Banda Arya, Gilang Aditya Lestari dan Andris Adhitra menjadi wakil pemuda Indonesia dalam The 2nd IOV International Youth Conference yang diadakan tanggal 21-25 Oktober 2010 di Nanjing, RRT.

Konferensi dihadiri sekitar 200 pemuda dari seluruh dunia yang merupakan perwakilan dari Universitas dan lembaga internasional, termasuk pemakalah dan pakar di bidang kebudayaan. Tema yang diangkat tahun ini adalah The Role of Youth in Safeguarding the Intangible Cultural Heritage in Cities and Towns.

Selama lima hari para peserta menyampaikan makalah dan memaparkan masalah mengenai kebudayaan dan perkembangannya di kalangan anak muda di negara masing-masing. Pada kesempatan tersebut, delegasi Indonesia menyampaikan paparan mengenai Wayang sebagai salah satu Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of the World yang telah dideklarasikan oleh UNESCO pada tahun 2003 dalam kaitannya dengan pembangunan berkelanjutan. Di samping itu, peserta juga mendapat kesempatan untuk mengunjungi pusat kebudayaan di kota Nanjing.

Konferensi pemuda ini pertama kali diselenggarakan pada tahun 2008 di Bountiful, Amerika Serikat. IOV (International Organisation Volkenfurst) adalah lembaga non-pemerintahan yang bergerak di bidang pelestarian segala bentuk kebudayaan dan warisan luhur budaya dunia. Berkantor pusat di Andorf, Austria, sejak didirikan IOV pada tahun 1979 telah memiliki perwakilan di lebih dari 84 negara di dunia, termasuk Indonesia, dan secara aktif melaksanakan upaya pendokumentasian, pencatatan dan pelestarian segala bentuk kebudayaan.

(sebagaimana dilaporkan oleh Andris Adhitra, IOV Indonesia Youth Section)

Rabu, 03 November 2010

Report from IOV Youth Indonesia on 2nd International IOV YOUTH CONFERENCE, Nanjing, China






2nd IOV Youth Conference come to an end. Hundreds of youth from all over the world share their idea about Urban Sutainability regarding the safeguarding of Intagible Heritage of the World.
During the conference, their widen their horizon about the problem among their country, report of what they did and what they will do next as the motto of the conference, "We are youth of today, look on the past, and moving forward".

The participant also visit the exhibition of heritage of China, and vote for award given, also visit some world heritage and situs in Nanjing.

We are thank you for all the volunteer of the conference, IOV Comission and city of Nanjing for the great event.
See you again next 2012.

Senin, 01 November 2010

Indonesia delegation attending 2nd IOV Youth Conference, Nanjing, China





Laporan dari 2nd International IOV YOUTH Conference, Nanjing, Cina

Empat delegasi Indonesia mewakili negaranya dalam konferensi tingkat dunia. Setiawaty Nur Alami, Muhammad Banda Arya, Gilang Aditya Lestari dan Andris Adhitra menjadi representasi Indonesia dalam 2nd IOV International Youth Conference dengan tema The Role of Youth in Safeguarding the Intangible Cultural Heritage in Cities and Towns.

IOV (international Organisation Volkenfurst) adalah lembaga non pemerintah yang bergerak di bidang pelestarian segala bentuk kebudayaan dan warisan luhur budaya dunia. Berkantor pusat di Andorf Austria, sejak didirikan IOV pada tahun 1979 telah memiliki perwakilan di lebih dari 84 negara di dunia dan secara aktif melaksanakan upaya pendokumentasian, pencatatan dan pelestarian segala bentuk kebudayaan.


Konferensi pemuda ini pertama kali berlangsung di Bountiful, Amerika Serikat pada tahun 2008, dan pada tahun ini dilaksanakan dari tanggal 21 hingga tanggal 25 Oktober 2010 di kota Nanjing, Cina, dihadiri sekitar 200 pemuda dari seluruh dunia dan perwakilan dari Universitas, Lembaga tingkat dunia, pemakalah, dan para pakar di bidang kebudayaan.

Selama lima hari para peserta mengemukakan makalah dan memaparkan masalah mengenai kebudayaan dan perkembangannya di kalangan anak muda di negara masing masing, kegiatan juga diikuti dengan mengunjungi pusat kebudayaan di kota Nanjing.

Dalam kesempatan ini delegasi Indonesia menyampaikan paparan mengenai Wayang sebagai salah satu Masteriece of Oral and Intagible Heritage of the World yang telah dideklarasikan oleh UNESCO pada tahun 2003 dalam kaitannya dengan pembanguna berkelanjutan.