IOV Indonesia Youth Section

We travel around the globe spread the beauty of equator emerald

Minggu, 29 Agustus 2010

Promosi Budaya Indonesia T-Ta Universitas Paramadina di Polandia


Kelompok seniman T-Ta asal Universitas Paramadina setelah mengikuti “10th World Folk Review Integration 2010” di kota Poznan beberapa waktu yang lalu, kini kembali tampil untuk mempromosikan budaya Indonesia di Warsawa dan sekitarnya pada “6th Warsfolk International Folk Festival 2010” .

Penyelenggaraan “6th Warsfolk International Folk Festival 2010” berlangsung mulai 19 s/d 22 Agustus 2010 pada berbagai tempat di kota Warsawa dan sekitarnya. Peserta kegiatan festival tersebut diikuti dari beberapa negara seperti Argentina, Ceko, Yunani, Indonesia, Rusia, Begia, Albania, dan Polandia sebagai tuan rumah.

Pada hari pertama kegiatan Warsfolk Festival (19/8) Tim kesenian Indonesia mengikuti festival parade dengan menggunakan kostum tari dari daerah Sumatera. Mereka berkeliling mulai dari Rynek Nowego Miasta, Rynek Starego Miasta, dan terakhir di Plac Zamkowy.

Kegiatan dilanjutkan menuju Amphitheatre di Sowinski Park untuk mengikuti pentas budaya berupa pertunjukan seni tari maupun musik tradisional dari masing-masing negara yang berpartisipasi. T-ta Universitas Paramadina menampilkan 3 buah tarian dari daerah Sumatera yaitu Tari Gelombang, Tari Rantak dan Tari Zapin. Semua tarian ini diiringi pemusik tradisional secara langsung.

Ketika penampilan Tari Zapin dipentaskan, pengunjung yang hadir sangat menikmati gerakan Tari Zapin yang dibawakan penari-penari wanita dengan alunan musik dan lagu-lagu dari Melayu yang didendangkan oleh Bapak Muhammad Usman. Tepuk tangan dari pengunjungpun tak henti-hentinya disampaikan untuk T-Ta Paramadina.

”Meskipun kami puasa, kami tetap semangat membawakan semua tarian”, ujar Safrini Malahayati yang akrab disapa dengan Shafa. Selain sebagai Koreografer pada kelompok T-Ta Paramadina, Shafa juga turut dalam kelompok tersebut untuk menari Zapin. Selama dua bulan kami mempersiapkan latihan tari yang akan dipertunjukan di Polandia, demikian menurut Shafa.

Tim kesenian T-Ta Paramadina akan menggelar tarian dari daerah lainnya pada esok hari hingga tanggal 22 Agustus 2010 di berbagai tempat yang telah ditetapkan panitia penyelenggara. Adapun tarian yang akan dipentaskan yakni dari Betawi seperti Kecimpringan, Nandak Ganjen, Topeng Betawi. Kemudian Tari Bali seperti Belibis, Pendet. Tari Gantar dari Kalimantan. Tari Seudati dan Saman juga akan disuguhkan oleh kelompok ini.
(Sumber:KBRI Warsawa)

Kamis, 26 Agustus 2010

Tim Paramadina Raih Penghargaan Parlemen Uni Eropa

Jakarta (ANTARA News) - Tim kesenian "T-Ta" Universitas Paramadina berhasil memperoleh satu-satunya penghargaan (special award) dari Parlemen Uni Eropa setelah menampilkan rangkaian tari Saman yang atraktif.

Tim T-Ta yang seluruhnya mahasiswa itu memukau publik pada acara puncak penutupan rangkaian acara Festival Seni Rakyat International Folk Festival "Warsfolk 2010" di Warsawa, ibu kota Polandia, yang berlangsung sejak 19 hingga 22 Agustus, demikian siaran pers Universitas Paramadina, Rabu.

Festival diikuti delapan negara, yaitu Indonesia, Argentina, Belgia, Rusia, Republik Ceko, Yunani, Albania dan Polandia.

Penghargaan tersebut diserahkan pada Minggu (22/8) di Warsawa.

Rombongan kesenian T-Ta kembali ke Jakarta pada Selasa (24/8) malam dan diterima secara resmi oleh Rektor Universitas Paramadina Anies Baswedan Ph.D di kampus I, Jalan Gatot Subroto, Jakarta.

Perjalanan misi budaya ini disponsori oleh Globe Media Group, Grand Indonesia, PT Djarum, Rajawali Corp., Bank OCBC NISP, dan Beringin Life.

Selama di Polandia tim itu juga ikut memeriahkan perayaan HUT RI di KBRI, Warsawa.

Sebelum tampil di Warsawa, tim Paramadina telah menyelesaikan rangkaian awal festival internasional World Folk Review "Integration" (Integracje) di Poznan, Polandia, pada 9 -15 Agustus 2010.

Berbeda dari Warsfolk di Warsawa, maka festival di Poznan diikuti peserta dari Indonesia, Bulgaria, Ukraina, Belarusia, Polandia dan Kenya.

Kenya merupakan satu-satunya wakil Afrika, sementara Indonesia satu-satunya dari Asia. Rangkaian konser Integracje diselenggarakan di kota-kota Poznan, Lezno, Wronky, dan Swarzedz.

Penghargaan untuk pertunjukan terbaik diraih oleh tim Kenya yang sebelumnya telah meraih sejumlah penghargaa di berbagai festival internasional.

Tim Paramadina sendiri berhasil meraih "runner up" dalam rangkaian konser di Poznan.

Amatir

Yang unik dari festival tersebut adalah tim T-Ta Paramadina merupakan satu-satunya tim amatir dan terdiri atas mahasiswa yang rata-rata berusia 18-20 tahun, sementara semua peserta lain merupakan tim profesional berusia matang dan berpengalaman di berbagai festival kelas dunia.

"Syukur alhamdulillah rombongan kami berhasil merebut hati dan simpati publik di Polandia," kata dosen Hubungan Internasional yang menjadi kepala misi Paramadina ke Polandia itu, Very Aziz .

"Bahkan kontingen dari berbagai negara peserta lain juga jatuh hati melihat uniknya penampilan mahasiswa kita," kata Very Aziz.

Rupanya, keunikan kostum dan tarian tradisional Indonesia memang menjadi kelebihan yang ditawarkan "T-Ta" Paramadina.

Tim ini berhasil meraup keuntungan dari penjualan cindera mata (souvenir) khas Indonesia yang mereka jual selama perjalanan.

"Syukurlah, berbagai barang kerajinan khas Indonesia habis terjual. Ini contoh yang baik penerapan semangat entrepreneurship yang kami tanamkan di Paramadina," kata Direktur Humas Universitas Paramadina, Syafiq Basri Assegaf .

Menurut Very, dalam persinggahan selama perjalanan itu, tim T-Ta sering mempromosikan budaya Indonesia.

Ketika singgah di kota-kota kecil Polandia, atau ketika pesawat mereka transit di Istanbul (Turki), dan Singapura, misalnya, para mahasiswa itu menyempatkan membawakan tari Saman di depan ratusan pengunjung bandara sebagaimana juga mereka lakukan ketika mengawali tur di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten.

"Ini upaya kecil untuk memperkenalkan Indonesia dan sebagian budaya kita ke dunia Internasional," kata Very Aziz lagi.
(M016/B010)

Tim Paramadina Raih Penghargaan Parlemen Uni Eropa



Kencana Pradipa Fakultas Psikologi Universitas Indonesia attended Festival Folklore Rio de Barcelos


0ª Edição Festival de Folclore Rio - Barcelos 2010Portugal | França | Hungria | Indonésia | Chipre do Norte | Espanha
De 21 de Julho a 1 de Agosto
Gala do Rio - 31 de Julho pelas 22:00H na margem sul do Cávado junto à Ponte Medieval

http://ipt.olhares.com/data/big/392/3922096.jpg

Rabu, 25 Agustus 2010

Kelompok Budaya UI mendapat decak kagum Masyarakat Portugis


Festival Internasional Tari Rakyat di Portugal dengan tema Dunia Menari :“O Mundo a Dancar – Festival Internacional de Folclore “ telah berhasil di gelar di 2 (kota) di Portugal yakni Barcelos dan Moncao pada tangal 22 Juli dan 3 Agustus 2010, tidak kurang dari 10 (sepuluh) negara telah berpartisipasi dalam acara dimaksud yaitu berturut-turut Indonesia, Argentina, Brasil, Cuba, Mexico, Polandia, Kenya, Senegal, Serbia dan Portugal, dimana mereka menampilkan tari rakyat terbaik dari negaranya masing-masing. Hampir seluruh warga kota Moncao tumpah ruah di pusat kota menyaksikan pagelaran tari rakyat tersebut, yang berlangsung dari jam 10-13.00 dini hari.

Indonesia yang diwakili oleh kelompok budaya Universitas Indonesia (Kelompok Peminatan Tari Fakultas Psikologi) tampil gemilang dan berhasil memukau publik Portugal yang antusias menyaksikan kekayaan dan keunikan tari rakyat Indonesia. Sambutan hangat dan decak kagum publik di kota Barcelos dan Moncao pun terdengar riuh saat menyaksikan sajian tari rakyat Papua, Minang dan Aceh yang ditampilkan dengan sempurna oleh para mahasiswi UI tersebut. Khususnya tari Saman dari Aceh mampu mengundang decak kagum masyarakat Portugis karena keunikan dan kekompakan tarian rakyat Aceh yang sangat sempurna dan baru pertama kali mereka saksikan.
Kekaguman masyarakat Barcelos cukup berasalan disamping penampilan sempurna para mahasiswi UI tersebut, tarian tersebut dianggap sebagai tarian rakyat yang sarat dengan nuansa budaya dari belahan dunia timur yang berbeda dengan tampilan dari negara-negara lainnya. Dalam Festival internasional tari rakyat yang diselenggarakan di Barcelos Portugal, Indonesia berhasil dinobatkan sebagai kelompok tari terbaik diantara negara peserta lainnya.

Walikota Barcelos dan Moncao, sangat menghargai partisipasi Indonesia dalam Festival tarian rakyat tersebut karena dengan perjalanan yang sangat jauh dari Indonesia dapat berpartisipasi dalam acara tarian rakyat yang diselenggarakan di Portugal. Kehadiran kelompok tari rakyat Indonesia tidak saja hadir menyemarakkan dan memberikan warna tersendiri dalam festival dimaksud, namun juga hal tersebut jelas menunjukkan semangat persahabatan dan kerjasama melalui seni dan budaya kedua negara.
Duta Besar RI dalam kesempatan tersebut menyampaikan bahwa walaupun jarak kedua negara jauh, namun rakyat Indonesia telah lama mengenal Portugal, karena pertalian sejarah dan budaya Indonesia dan Portugal yang telah ada 500 tahun lalu ketika pelaut Portugal mengunjungi daratan Nusantara dan meninggalkan jejak sejarah dan Budaya di bumi Nusantara yang hingga saat ini dipelihara di Indonesia. Peninggalan Portugal di Indonesia tidak saja berupa peninggalan fisik (archelogical sites) namun juga Indonesia telah mengadopsi ribuan kata bahasa Portugis seperti tinta, kertas, sekolah, faktur, gereja, mentega dan lain sebagainya.

Dubes RI juga menyampaikan bahwa pertalian budaya kedua negara masa lalu merupakan aset yang penting dan berharga yang perlu di renergize bagi pengembangan hubungan sosial budaya kedua negara saat ini dan masa mendatang dan tentunya pagelaran budaya semacam ini akan memberikan kontribusi positif bagi peningkatan hubungan bilateral kedua negara. Partisipasi Kelompok penari dari UI dalam Festival Tari Rakyat di beberapa kota di Portugal telah membantu upaya KBRI mengulurkan tali persahabatan dengan masyarakat Portugis diberbagai kota. Mereka bukan hanya disambut, tapi juga dipuji karena menarik dan penampilan yang rapi.

Paramadina Raih Penghargaan Uni Eropa


JAKARTA, KOMPAS.com--Tim kesenian "T-Ta" Universitas Paramadina berhasil memperoleh satu-satunya penghargaan (special award) dari Parlemen Uni Eropa setelah menampilkan rangkaian tari Saman yang atraktif.

Tim T-Ta yang seluruhnya mahasiswa itu memukau publik pada acara puncak penutupan rangkaian acara Festival Seni Rakyat International Folk Festival "Warsfolk 2010" di Warsawa, ibu kota Polandia, yang berlangsung sejak 19 hingga 22 Agustus, demikian siaran pers Universitas Paramadina, Rabu.

Festival diikuti delapan negara, yaitu Indonesia, Argentina, Belgia, Rusia, Republik Ceko, Yunani, Albania dan Polandia.

Penghargaan tersebut diserahkan pada Minggu (22/8) di Warsawa.

Rombongan kesenian T-Ta kembali ke Jakarta pada Selasa (24/8) malam dan diterima secara resmi oleh Rektor Universitas Paramadina Anies Baswedan Ph.D di kampus I, Jalan Gatot Subroto, Jakarta.

Perjalanan misi budaya ini disponsori oleh Globe Media Group, Grand Indonesia, PT Djarum, Rajawali Corp., Bank OCBC NISP, dan Beringin Life.

Selama di Polandia tim itu juga ikut memeriahkan perayaan HUT RI di KBRI, Warsawa.

Sebelum tampil di Warsawa, tim Paramadina telah menyelesaikan rangkaian awal festival internasional World Folk Review "Integration" (Integracje) di Poznan, Polandia, pada 9 -15 Agustus 2010.

Berbeda dari Warsfolk di Warsawa, maka festival di Poznan diikuti peserta dari Indonesia, Bulgaria, Ukraina, Belarusia, Polandia dan Kenya.

Kenya merupakan satu-satunya wakil Afrika, sementara Indonesia satu-satunya dari Asia. Rangkaian konser Integracje diselenggarakan di kota-kota Poznan, Lezno, Wronky, dan Swarzedz.

Penghargaan untuk pertunjukan terbaik diraih oleh tim Kenya yang sebelumnya telah meraih sejumlah penghargaa di berbagai festival internasional.

Tim Paramadina sendiri berhasil meraih "runner up" dalam rangkaian konser di Poznan.

Amatir

Yang unik dari festival tersebut adalah tim T-Ta Paramadina merupakan satu-satunya tim amatir dan terdiri atas mahasiswa yang rata-rata berusia 18-20 tahun, sementara semua peserta lain merupakan tim profesional berusia matang dan berpengalaman di berbagai festival kelas dunia.

"Syukur alhamdulillah rombongan kami berhasil merebut hati dan simpati publik di Polandia," kata dosen Hubungan Internasional yang menjadi kepala misi Paramadina ke Polandia itu, Very Aziz .

"Bahkan kontingen dari berbagai negara peserta lain juga jatuh hati melihat uniknya penampilan mahasiswa kita," kata Very Aziz.

Rupanya, keunikan kostum dan tarian tradisional Indonesia memang menjadi kelebihan yang ditawarkan "T-Ta" Paramadina.

Tim ini berhasil meraup keuntungan dari penjualan cindera mata (souvenir) khas Indonesia yang mereka jual selama perjalanan.

"Syukurlah, berbagai barang kerajinan khas Indonesia habis terjual. Ini contoh yang baik penerapan semangat entrepreneurship yang kami tanamkan di Paramadina," kata Direktur Humas Universitas Paramadina, Syafiq Basri Assegaf .

Menurut Very, dalam persinggahan selama perjalanan itu, tim T-Ta sering mempromosikan budaya Indonesia.

Ketika singgah di kota-kota kecil Polandia, atau ketika pesawat mereka transit di Istanbul (Turki), dan Singapura, misalnya, para mahasiswa itu menyempatkan membawakan tari Saman di depan ratusan pengunjung bandara sebagaimana juga mereka lakukan ketika mengawali tur di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten.

"Ini upaya kecil untuk memperkenalkan Indonesia dan sebagian budaya kita ke dunia Internasional," kata Very Aziz lagi.

Sabtu, 07 Agustus 2010

Festival Folclórico InterNações 2010


Festival Folclórico InterNações 2010


Vila Verde recebeu o X Festival InterNações, organizado pelo Grupo de Folclore de Vila Verde, a 28 de Julho, na Praça de Santo António.


E já lá vão dez edições a proporcionar contactos muticulturais e a exibir aos vilaverdenses o que de mais autêntico há em outros pontos do planeta. O Festival Folclórico InterNações deste ano trouxe a Vila Verde o folclore da Hungria (Bodrog Folk Dance Group - Sárospatak) e da longínqua Indonésia (Folk Group KP Tari Psychology University Indonesia), 'apadrinhado' mais uma vez pelo Festival Internacional Folclore Rio, de Barcelos, que todos os anos realiza um evento semelhante, mas de maior dimensão, com mais grupos de outros países, num cenário de sonho - a margem do Cávado, ao lado da ponte, na zona velha da cidade, com um anfiteatro natural lindíssimo. Este ano o evento realizou-se de 21 de Julho a 1 de Agosto e para além destes grupos incluiu ainda representantes de Espanha, Chipre e França.

http://www.vilaverdeviva.com/festival-folclorico-internacoes-2010

03 Agosto 2010 Festival Internacional de FolcloreExposições, Ponte de Lima


03 Agosto 2010 Festival Internacional de FolcloreExposições, Ponte de Lima

Festival Internacional de Folclore em Ponte de Lima “O Mundo a Dançar”
Ponte de Lima acolhe mais uma vez o Festival Internacional de Folclore, denominado “O Mundo a Dançar”, no próximo dia 5 de Agosto, às 22 horas, no Largo de Camões.

A edição 2010 conta com a presença de quatro grupos de Folclore, provenientes de Cuba, Indonésia, Polónia e Servia. O Festival Internacional de Folclore “O Mundo a Dançar” apresenta-nos um espectáculo, cheio de cor e alegria, em simultâneo dá-nos a conhecer a cultura, costumes e tradições de outros povos.

De Cuba vamos ter a oportunidade de conhecer o Conjunto Artístico Maraguan, um dos mais prestigiados símbolos de Cuba.

O Folk Group KP Tari Psychology University da Indonesia, surgiu para dar seguimento às aspirações dos alunos da Faculdade de Psicologia da Universidade da Indonésia no campo da dança, em particular danças tradicionais, respeitando e preservando a rica cultura da Indonésia.
A Polónia estará representada pelo “Poloniny” Grupo Artístico da Universidade de Tecnologia da Cidade de Rzeszów, cidade natal do grupo. Conta no seu palmarés com mais de 2000 actuações e com inúmeros prémios alcançados.

Da Servia, vem o grupo “Simyonov” que apresenta um rico folclore de uma forma nova e atractiva em que prevalece o entusiasmo do público durante toda a sua representação.

A não perder este grandioso espectáculo de cor e ritmo, o Festival Internacional de Folclore, “O Mundo a Dançar” realiza-se em pleno Centro Histórico, no Largo de Camões, dia 5 de Agosto, a partir das 22 horas.

Youth Congress Update Financial Assistance News

Youth Congress Update Financial Assistance News - Latest The Organizers of the IOV World Youth Congress are urging everyone who has applied and been accepted to get their airline tickets now. Airfares are expected to increase in the coming weeks.

The Travel Fund, which was set up to help youth who can’t afford the cost of tickets, is nearly empty, as more than 60 people have asked for financial assistance. The organizers emphasize that everyone must try to find money for tickets on their own.

Those who will receive financial assistance will be notified within the coming days. Since the money won’t be available until after youth arrive in China, everyone must pay for tickets in their home country.

Jumat, 06 Agustus 2010

Pesona Pertunjukan Kesenian Indonesia di kota Varna, Bulgaria


Pesona Pertunjukan Kesenian Indonesia di kota Varna, Bulgaria

Tim Kesenian Universitas Pelita Harapan (UPH) kembali tampil memukau di kota Varna, Bulgaria, dalam pertunjukan kesenian Indonesia yang berlangsung selama 45 menit tanggal 4 Agustus 2010 di panggung terbuka Rakovina Stage, Sea Garden, yang disaksikan ratusan warga kota Varna. Kali ini Tim UPH yang terdiri dari 21 penari dan musisi menampilkan Tari Gaba-Gaba, Joged Dedare, Piring dan Saman serta 2 lagu daerah yaitu Yamko Rambe Yamko dan Kicir-Kicir.

Sebagaimana penampilan Tim UPH sebelumnya di Sofia (30 Juli) dan pada pembukaan Varna International Folklore Festival 2010 (1 Agustus), keharmonisan dan kedinamisan gerak tarian serta lantunan musik daerah yang dibawakan dengan instrumen tradisional Indonesia mengundang decak kagum serta aplus meriah dari para penontonnya. Baik gerak tari, lantunan musik serta kostum tarian tradisional Indonesia yang berbeda dengan gaya tradisi di Bulgaria dan negara-negara sekitarnya di kawasan Balkan memang menjadi daya tarik tersendiri bagi warga kota Varna. Seusai pertunjukan banyak penonton yang segera meminta untuk foto bersama dengan para penari Tim UPH.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Tim UPH berada di Varna dalam rangka berpartisipasi pada Varna International Folklore Festival 2010, 1-5 Agustus 2010. Pertunjukan khusus Indonesia di Rakovina Stage tersebut diselenggarakan di luar program Varna International Folklore Festival 2010 atas kerjasama KBRI Sofia dengan Varna Municipality sebagai hasil pertemuan antara Dubes RI, Immanuel Robert Inkiriwang, dengan Walikota Varna, Kiril Yordanov (sumber: KBRI Sofia).

***

Keterangan foto: Tim UPH membawakan Tari Gaba-Gaba

Minggu, 01 Agustus 2010

Kicir Kicir, Yamko Rambe UPH Pukau Warga Sofia, Bulgaria

Kicir Kicir, Yamko Rambe UPH Pukau Warga Sofia, Bulgaria


Minggu, 1 Agustus 2010 05:19 WIB | Hiburan | Seni/Teater/Budaya | Dibaca 416 kali
London (ANTARA News) - Lagu Kicir-Kicir dan Yamko Rambe Yamko yang dibawakan dengan instrumen musik tradisional serta berbagai tari tarian yang ditampilkan tim kesenian dari Universitas Pelita Harapan (UPH) Jakarta berhasil mempesona lebih dari 200 warga Sofia di gedung Sredetz Municipal House of Culture, di kota Sofia.

Gerak tari dan lantunan musik tradisional ditampilkan mahasiswa dari Jakarta dalam acara Indonesian Cultural Evening yang diadakan KBRI Sofia bekerja sama dengan Sofia Municipality, ujar Sekretaris Tiga KBRI Sofia Aditya Timoranto dalam keterangan persnya kepada Antara London, Minggu.

Tim kesenian mahasiswa itu menampilkan tarian dari berbagai propinsi di Indonesia seperti Nandak Ganjen, Jaipongan, Panyembrama, Pakarena, Kancet Lasan dan Saman serta lagu daerah Kicir-Kicir dan Yamko Rambe Yamko.

Selain itu grup tari binaan KBRI, Pesona Mawar Nusantara, turut menyemarakkan acara dengan membawakan Tari Piring dan Tari Lenggang Nyai.

Acara dihadiri Minister Counselor KBRI Sofia, Adi Hartomo, istri Dubes RI Ibu Fely Rose Inkiriwang, Wakil Walikota Sofia bidang Kebudayaan, Pendidikan dan Kepemudaan, Hristo Angelichin, Direktur Kebudayaan Sofia Municipality, Galina Bezhanska; beberapa Duta Besar seperti Belanda, Georgia, Korea Utara, Pakistan dan Palestina .

Selain itu juga hadir wakil dari kedutaan besar negara asing di Sofia, media massa, tokoh, pelajar dan mahasiswa, warga masyarakat serta pemerhati budaya di kota Sofia, anggota Klub Nusantara (perkumpulan warga Bulgaria pencinta Indonesia) serta friends of Indonesia lainnya.

Mewakili Dubes RI, Adi Hartomo menyampaikan terselenggaranya Indonesian Cultural Evening merupakan kerjasama KBRI dan Sofia Municipality sebagai hasil dari pertemuan Dubes RI dengan Walikota Sofia, Yordanka Fandakova beberapa bulan sebelumnya.

Disampaikan pula penghargaan atas dukungan Sofia Municipality terhadap promosi budaya Indonesia yang dilakukan KBRI yang diharapkan akan lebih mendekatkan rakyat di kedua negara.

Selama satu jam lebih pertunjukan, hadirin tidak beranjak dari kursinya dan memberikan aplus meriah pada akhir setiap tarian, terutama pada saat Tari Saman dibawakan Tim Kesenian UPH.

Wakil Walikota Angelichin, begitu terkesan dan menyatakan bahwa acara malam tersebut menginspirasikan dirinya untuk memprogramkan acara serupa setiap tahun bekerjasama dengan kedutaan-kedutaan besar negara asing di Sofia.

Tim Kesenian UPH berada di Bulgaria hingga 7 Agustus akan berpartisipasi pada 19th International Folklore Festival Varna di kota Varna dari tanggal 1 hingga 5 Agustus mendatang atas undangan Walikota Varna.

Tim kesenian tersebut direncanakan juga akan tampil pada pertunjukan terpisah yang khusus bagi Indonesia, diselenggarakan atas kerjasama KBRI dengan Varna Municipality tanggal 4 Agustus mendatang. (ZG/K004)