IOV Indonesia Youth Section

We travel around the globe spread the beauty of equator emerald

Kamis, 15 November 2012

Gelar Pamit Misi Budaya SMPI Al-Ikhlas; Siap Harumkan Nama Bangsa

Menebar Prestasi Berangkat dari rasa cinta serta kepedulian mendalam akan budaya tradisional warisan bangsa sekelompok siswa-siswi SMP Islam Al-Ikhlas terus berjuang mementaskan tari tradisional Indonesia. Gedung Sapta Pesona, Jakarta, Kabarindo- Kali ini ikut serta Festival Tari Tradisional tingkat Internasional. Keragaman budaya tradisional Indonesia yang tersebar dari Sabang hingga Merauke menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara yang paling kaya akan keberagaman budaya. Namun sayangnya banyak diantara budaya asli Indonesia yang dewasa ini semakin sulit untuk ditemui. Beragam kesenian tradisional perlahan hilang tergerus modernisasi serta arus globalisasi yang terus terjadi tidak hanya di Indonesia tetapi juga seluruh dunia. Terbelakangnya kebudayaan tradisional oleh modernisasi serta globalisasi yang semakin memprihatinkan kemudian melahirkan sebuah kesadaran. Kesadaran akan pentingnya arti kebudayaan tradisional. Kebudayaan yang menyimpan sejarah panjang, nilai-nilai kearifan setempat, serta menjadi sumber lahirnya kebudayaan nasional. Berangkat dari kesadaran itulah upaya akan pelestarian kebudayaan tradisional terus dilakukan baik secara perorangan, kelompok, atau lembaga-lembaga sosial. Hal ini pula yang dilakukan oleh sekelompok remaja siswa-siswi SMP Islam Al-Ikhlas yang tergabung dalam ekskul tari tradisional SMP Islam Al-Ikhlas yang lebih dikenal dengan nama “Tralix”. Mereka yang tergabung dalam Tralix diajarkan untuk lebih mencintai budaya tradisional Indonesia khususnya tari tradisional dengan mempelajari serta mempraktekan tari-tarian tersebut. Tidak hanya berhenti sampai disitu, Tralix pun telah sukses membawa tarian tradisional Indonesia memenangi beberapa Festival Tari Tradisional tingkat internasional. Seperti pada tahun 2007 silam, Tralix berhasil meraih Best Performance dalam Festival Tari Tradisional di Korea. Dengan membawakan Tari Kipah dari Aceh, Tralix pun meraih juara 1 pada Festival Kebudayaan Anak di Turki beberapa waktu lalu. Kali ini, dengan dukungan dari IOV Youth Indonesia, sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat yang bergerak di bidang kebudayaan dan juga bekerjasama dengan UNESCO, Tralix siap mengharumkan nama bangsa sekali lagi dalam sebuah festival tari tradisional tingkat Internasional kategori youth yang akan berlangsung di Spanyol dan Perancis. “IOV Youth Indonesia sendiri sejak awal didirikannya sangat concernt terhadap pentingnya pelestarian kebudayaan tradisional Indonesia. Kami banyak mengirimkan duta budaya untuk menjalankan misi budaya. Salah satu misi budayanya adalah mengikuti festival-festival Internasional. Kali ini kami kembali mengajak SMP Islam Al-Ikhlas untuk turut berpartisipasi kembali karena sebelumnya kami juga sudah pernah bekerjasama. Kami memilih SMP Islam Al-Ikhlas karena kualitas performance tari nya memang bagus”, tutur Tania selaku perwakilan dari IOV Youth Indonesia. Setelah melalui serangkaian persiapan selama 4-5 bulan, Tralix mempersembahkan sebuah pegelaran tari tradisional bertajuk “Gelar Pamit Misi Budaya SMP Islam Al-Ikhlas, Gauargi Enfans de Danses du Monde & The Festival Folclorico International Juvenvil Del Bidasoa”. Gelar pamit ini sekaligus sebagai ungkapan rasa terimakasih pada orangtua dan para sponsor yang mempunyai andil besar terhadap keberangkatan Tralix ke Festival Tari Tradisional di Spanyol dan Perancis nantinya. Membawakan 5 tarian tradisional seperti, Tari Piring dari Sumateran Barat, Tari Giring-Giring dari Kalimantan Tengah, Trai Ratoh Duek dari Aceh, Tari Rapai Geleng dari Aceh, dan Tari Lenggang Nyai dari Jakarta, para siswa-siswi yang tergabung dalam Tralix sekaligus membuktikan kesiapan mereka menghadapi Festival Tari Tradisional di Spanyol dan Perancis yang sudah di depan mata. Kelima tarian itu pula lah yang nantinya akan dibawakan Tralix di dua Festival Tari Internasional tersebut. Membanggakan…

Selasa, 13 November 2012

LIST OF GROUP OF IOV INDONESIA YOUTH to INTERNATIONAL FESTIVAL

Kandarpa Gunita Faculty of Medicine University of Trisakti: FOLKMOOT USA; Waynesville; North Carolina
Bireun Seudati University of Pelita Harapan : Idaho International Dance and Music Festival; Idaho, Utah, USA and Summerfest, Bountiful, USA with integrated program with Consulate General of Indonesia in San Fransisco and Los Angeles. SD 01 MENTENG and SMP 11 : 2012 Tianjin International Children's Culture and Art Festival , Tianjin, China.
Angsana Prabala Faculty of Engineering University of Indonesia: Festival Internacional de Folclore 'Celestino Graça' - Santarém and Festival de Folclore Internacional Alto Minho; Portugal.
“AZKAFADA” SMA AL AZHAR KELAPA GADING: World Music and Dance Festival, Hakodate, Japan SD Al Ikhlas: Grand Prix de Folklore, International Children Festival, Ribnitz Daamgarten, Germany.
SMP Al Ikhlas : International Youth Festival, Festival Internazionale dei Giovani e alla Casa Montagna – Valnure, Italy.
“Radha Sarisha” Faculty of Social and Politic University of Indonesia: Le Festival de Folklore de Jambes; Belgium; and series of Festival organize by Festival du Sud TTA University of Paramadina: FestiMaiorca' Festival Internacional de Folclore de Maiorca; Festival Internacional de Folclore Rio; Xornadas de Folclore de Ourense; FOLKMONCAO - Festival Internacional Folclore; Festival International de Folklore Villa de Ingenio 'MUESTRA SOLIDARIA DE LOS PUEBLOS' in Portugal and Spain. SMP Labschool Cibubur: 5th International Children Folklore Festival, Fethiye

Jumat, 09 November 2012

IOV INDONESIA dalam Culture Meets Technology: Bersama Cinta Budaya

Culture Meets Technology: Bersama Cinta Budaya Rotaract Semanggi – Indonesia, sebagai bangsa yang besar, memiliki beraneka kekayaan sumber daya alam dan sumber daya manusia. Kebudayaan, sebagai salah satu aspek kehidupan berbangsa, juga menjadi faktor penting dalam membangun identitas nasional. Keragaman budaya tersebut tentu merupakan sesuatu yang tidak dapat dipungkiri keberadaannya mengingat Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari berbagai suku, etnis, dan bahasa daerah. Dalam konteks pemahaman masyarakat majemuk, selain kebudayaan kelompok suku bangsa, masyarakat Indonesia juga terdiri dari berbagai kebudayaan daerah bersifat kewilayahan yang merupakan pertemuan dari berbagai kebudayaan kelompok sukubangsa yang ada di daerah tersebut.
Fakta bahwa Indonesia memiliki potensi keragaman budaya hanya akan menjadi sejarah jika tidak diiringi dengan usaha pelestarian dari pemerintah maupun masyarakat. Hal inilah yang mendasari Rotaract Semanggi Jakarta, sebagai komunitas anak muda yang memiliki kepedulian sosial budaya, mengadakan acara Social Movement Festival 2 (SMF 2) pada Minggu (27/05) di At America, Pacific Place, Lantai 3, Jakarta Selatan. Bertemakan “Culture Meets Technology”, festival komunitas dan gerakan sosial ini adalah kali kedua yang diadakan Rotaract Semanggi Jakarta. Di tahun 2011, Social Movement Festival yang mengusung tema “Let’s Meet and Collaborate” berhasil menyedot perhatian publik sekaligus menjadi inspirasi beragam temu komunitas sosial dan juga kolaborasi antargerakan sosial yang belum pernah terjadi sebelumnya.
“Sebagai pemuda Indonesia, kami prihatin dengan keberlangsungan nasib budaya bangsa ini di tengah invasi budaya luar – beberapa malah sempat diklaim oleh negara lain. Lewat SMF 2, kami mengajak pemuda dan masyarakat untuk lebih peduli, bangga, dan cinta terhadap budaya Indonesia. Apalagi pelaksanaannya masih dalam suasana dan semangat Hari Kebangkitan Nasional yang jatuh di bulan Mei juga,” ujar Oke hastiawan, Project Manager SMF 2 sekaligus President Club of Rotaract Semanggi Jakarta. Sedikitnya 700 peserta hadir di acara yang terbagi ke dalam dua sesi tersebut. Sesi pertama menghadirkan akademisi dan praktisi budaya dari berbagai latar belakang. Sebut saja Dwiki Dharmawan, yang pernah mengaransemen musik tradisional dengan perangkat elektrik; Adhyatmika, seorang pembuat film muda pemenang kompetisi film pendek Kedutaan Besar Amerika Serikat; Profesor Sarlito Wiryawan dan Dr. Margaretha yang menyoroti kebudayaan dari sudut pandang akademisi serta Vivian Idris, pembuat film dokumenter tentang batik, dari Kalyanashira Foundation. Sesi ini juga dimeriahkan oleh berbagai atraksi budaya dari IOV Univeristas Pelita Harapan, Seraf Voce Sampoerna School of Education dan Saman Kids. “Kegiatan seperti ini penting banget mengingat saat ini tema-tema mengenai kebudayaan tradisional sangat jarang diangkat. Apalagi jika dikaitan dengan social media yang tengah marak-maraknya, SMF 2 kali ini sungguh merupakan jawaban,” ujar Andy, salah satu peserta. Sesi kedua lebih menyoroti komunitas dan kegiatannya terkait tema “Culture Meets Technology”. Kineforum, Kratonpedia, IOV, Indo Historia, Gerakan Sejuta Budaya Indonesia, serta Rotaract Semanggi Jakarta sendiri selaku panitia acara, melengkapi deretan pembicara. Seperti halnya sesi pertama, sesi kedua juga dimeriahkan oleh para penampil atraksi budaya, seperti tari piring oleh seorang balita bernama Eram; Ethnic Dangdut oleh Eva Puka; gitar akustik oleh Albert Fakdawer (pemeran Denias dalam film Denias); serta permainan biola oleh Putri Batik Indonesia 2011, Ismi Halida. Selain berhasil merangkul lebih dari 30 community partner, SMF 2 yang disponsori oleh Rotary Club Jakarta dan didukung oleh berbagai media ini juga diramaikan oleh para buzzer dan selebritis di media sosial. Tercatat setidaknya lebih dari 3 juta potensi impression dari tweet-tweet ber-hashtag #cintabudaya dan #smf2 selama acara berlangsung. “Tema budaya sengaja kami gandengkan dengan teknologi untuk mendapatkan kesan kekinian dan menarik perhatian kaum muda. Harapannya anak muda memiliki kesadaran utuh bahwa melestarikan budaya dapat dilakukan oleh siapaun dalam bentuk apapun,” tambah Fikri, koordinator humas acara. Informasi lebih lengkap tentang kegiatan dan pendaftaran dapat diperoleh di website berikut ini: http://www.socialmovementfestival.org/ Informasi lebih lengkap tentang Rotaract Semanggi Jakarta dapat diperoleh di website berikut ini: http://www.rotaractsemanggi.org/

T-ta Paramadina in Gala do Festival Internacional Rio 2012

T-ta Paramadina in Gala do Festival Internacional Rio 2012 Kamis, 02 Agustus 2012 Ditulis Oleh Divisi Humas Barcelinhos, 28 Juli 2012. Penampilan tim T-ta Paramadina malam ini begitu memukau, sukses membius penonton untuk tidak sedetikpun mengalihkan pandangan mereka ke atas panggung. Setelah penampilan tarian yang begitu energik dari tim Associcion Cultural Qhaswua, Peru, tim misi budaya Indonesia T-ta Paramadina juga tidak kalah energik tentunya. Kelincahan gerak tari tim T-ta Paramadina diawali dengan penampilan tarian Galenyek dari Sumatera Barat, tarian ini bercerita tentang keceriaan muda mudi masyarakat minang dalam merayakan pesta atau menyambut tamu undangan, disusul satu penampilan dengan performa yang begitu maksimal yakni tari Saman dari Aceh. Dalam kancah dunia, Eropa khususnya, tarian ini sering disebut a thousand hands dance atau sebagai tarian seribu tangan. Entah berawal darimana istilah ini muncul, silahkan kalian terka. Apakah karena gerak tari yang rampak dan begitu cepatnya sehingga tangan para penari Saman terlihat seolah-olah berjumlah sangat banyak? Apapun alasannya a thousand hands dance alias tari Saman tentunya menjadi tarian favorit bagi masyarakat Eropa.
Kegiatan malam ini merupakan suatu malam puncak dari rangkaian kegiatan dalam Festival Internasional Rio 2012, karenanya semua tim dari tujuh negara yang berbeda tampil dan menunjukkan kebolehan mereka dalam satu panggung megah yang bertempat di sisi sungai Cavado, Barcelinhos. Adapun selain tim misi budaya Indonesia T-ta Paramadina, keenam negara lainnya yang meramaikan kegiatan Gala Festival Internasional Rio yakni, Portugal, Jepang, Spanyol, Peru, Venezuela, dan Republik Ceko. Kegiatan Gala Festival ini dibuka dengan menyanyikan lagu kebangsaan dan mengibarkan bendera kebangsaan negara masing-masing tim. Dibuka dengan penampilan tuan rumah dari Grupo Folclorico de Barcelinhos, kemudian Grupo Etnografico A Buxaina dari Spanyol, dengan satu tema dan konsep tarian yang hampir serupa penampilan selanjutnya dibawakan oleh The Folklore Group Kohoutek dari Republik Ceko. Kemudian setelah penampilan negara Peru dan Indonesia, arena panggung dimeriahkan oleh penampilan dansa dari tim Danzaz Zazaribacoa, Venezuela. penampilan terakhir tim Jepang yakni Tomoe-Ryu Yutakadaiko menjadi suatu penampilan penutup yang juga tidak kalah serunya.
Thanks for support us! Bagi kami, tim misi budaya T-ta Paramadina Goes to Spain and Portugal, ada yang menarik nih di penampilan kita malam ini. apakah itu? Selain karena uniknya arena panggung malam ini yang di setting di bawah jembatan Ponte Medieval, di pinggir sungai Cavado, dua tarian yang dibawakan kali ini tampak seru dan sukses menghibur penonton tentunya. Satu lagi nih yang gak kalah unik, seru bahkan lucu dan tak terduga. penampilan kami malam ini disaksikan langsung oleh Bapak Duta Besar RI di Lisbon, Bapak Albert Matondang, serta tim dari KBRI Lisbon juga turut serta, ditambah lagi beberapa rekan dari PPI Portugal dan yang paling ramai adalah tim dari KRI (Kapal Republik Indonesia) Dewa Ruci. Ketika sedang termangu menyaksikan aksi tim tuan rumah, tiba tiba terdengar suara dari kejauhan setengah berteriak.. “Indonesiaa!” hingga sempat mengalihkan perhatian kami, bahkan perhatian penonton.
Sekitar satu jam sebelum penampilan tim T-ta Paramadina, tim KBRI, PPI Portugal dan KRI Dewa Ruci berbondong-bondong datang dan sontak membuat suasana kian ramah dan ramai. teriakan-teriakan dari mulut mereka menjadi satu pemicu semangat kami untuk tampil maksimal pada malam hari ini, “Indonesia..Indonesia, Inonesia”. “Waaah, jadi banyak saudara disini, berasa kayak arisan yah.”, celetuk salah satu anggota T-ta Paramadina. Kedatangan mereka malam ini menjadi suatu hal begitu membanggakan bagi kami, kedatangan mereka menimbulkan satu rasa kekeluargaan sekaligus ke-Indonesiaan yang begitu utuh, setidaknya mampu meredakan kerinduan kami akan keluarga dan Tanah Air. Meskipun amat disayangkan keinginan untuk tampil di KRI Dewa Ruci belum dapat terlaksana, hal ini mengingat jadwal kegiatan festival yang cukup padat, kedatangan mereka sudah cukup menyenangkan bagi kami. Mereka telah menyempatkan hadir untuk mensupport tim T-ta Paramadina di tengah-tengah padatnya kegiatan mereka. Karena pada tanggal 27 kemarin KRI Dewa Ruci baru merapat di Portugal, dan esok harinya sudah harus melanjutkan perjalanan menuju Spanyol.
Ungkapan terimakasih yang begitu besar tentunya bagi para sponsor yang telah mendukung kami sehingga kami bisa berada disini, berkesempatan menampilkan keindahan budaya Indonesia di depan masyarakat Eropa, serta kesempatan melihat dunia secara luas dan lebih dekat. Rasa syukur dan terimakasih kepada IOV INDONESIA YOUTH SECTION, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, PT Gened Devris Indonesia, PT Bank Central Asia Tbk ( BCA ), Ditjen DIKTI, Djarum Bakti Pendidikan, The Risk Forum - School of Finance, MSP Production, Indonesian Industry Magazine, Brinnk, Wardah Kosmetik serta media partner Parmagz Pers Magazine dan MustangFm.
Thanks God, Tuhan Yang Maha Esa atas segala hal yang telah diberikan-Nya hingga saat ini. Sekali lagi terimakasih untuk Bapak Duta Besar RI di Lisbon, Bapak Albert Matondang, rekan-rekan dari KBRI, PPI Portugal dan tim KRI Dewa Ruci atas support dan kesediaannya untuk hadir, terimakasih kepada IOV Indonesian Youth Section dan Universitas Paramadina dimana tempat kami bernaung selama ini, serta para sponsor dan media partner. Satu hal yang tidak kalah penting, terimakasih yang begitu mendalam untuk para orangtua anggota tim misi budata T-ta Paramadina, atas support, doa, kekuatan dan keikhlasannya sehingga kegiatan kami dapat terlaksana dengan baik. Terimakasih untuk semua pihak yang terlibat dalam pencapaian kesuksesan serta mimpi-mimpi kami, anak bangsa, tim T-ta Paramadina Goes to Spain and Portugal We believe everythings that comes from the heart, touch the heart.. that’s why we always dance with our heart. spreading the good things through dancing! Salam, Riasri Ketua T-ta Paramadina

Grup Tari Universitas Trisakti Unjuk Kebolehan Pada Festival Folkmoot di AS

Grup Tari Universitas Trisakti Unjuk Kebolehan Pada Festival Folkmoot di AS Tari Saman yang ditampilkan dengan apik oleh sekelompok anak muda fakultas kedokteran yang tergabung dalam Kandarpa Gunita, Universitas Trisakti Jakarta, Indonesia dengan apik menutup rangkaian festival FOLKMOOT, yang berlangsung pada Minggu malam, 29 Juli di Waynesville, North Carolina, AS. Penonton yang memadati Stuart terkesima dengan kecepatan gerak, koordinasi, dan alunan pantun dari tarian yang menjadi salah satu warisan non‐bendawi UNESCO tersebut.
Tampilan apik grup ini mendapat pujian khusus dari Direktur Eksekutif FOLKMOOT USA, Karen Babcock, yang menyatakan bahwa Kandarpa Gunita merupakan salah satu tim terbaik dalam sejarah festival. Dengan disiplin dan kualitas penampilan yang luar biasa, tim mampu menyihir publik amerika serikat.
Kandarpa Gunita merupakan sebuah unit kegiatan mahasiswa (UKM) di Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti yang mewadahi mahasiwa dan mahasiswi untuk mempelajari tari dan musik tradisi Indonesia. Dibentuk pada tahun 2009, UKM ini sukses menjadi wakil Indonesia dalam Festival FOLKMOOT yang berlangsung dari tanggal 21‐29 Juli bersama dengan IOV Indonesia YOUTH Section. Kandarpa Gunita mempersiapkan diri selama hampir enam bulan untuk mengikuti event bergengsi ini. Beranggotakan 34 orang, terdiri dari 30 orang mahasiswa, satu orang pelatih tari, pelatih musik, ketua rombongan dan dosen pendamping, Kandarpa Gunita membawakan lima nomor tarian yang diambil dari kebudayaan utama Indonesia, yaitu: Aceh, Melayu, Jawa Tengah, Kalimantan Timur, dan DKI Jakarta. Festival FOLKMOOT USA yang diadakan untuk ke‐28 kalinya pada tahun ini, merupakan festival kesenian rakyat tahunan terbesar di Amerika Serikat, dan salah satu event utama di Amerika bagian Tenggara.   
Tahun ini FOLKMOOT USA mengundang grup kesenian rakyat terbaik dari berbagai negara diantaranya: Selandia Baru, Belgia, Perancis, Serbia, Filipina, Hawai, Peru, dan Puerto Rico. FOLKMOOT USA diselenggaran pada dua minggu terakhir bulan Juli. Sebanyak sepuluh ribu penonton memadati gedung pertunjukan yang digelar di beberapa tempat berbeda di North Carolina.

IOV Indonesia Youth Section Event: Indonesia Student Folklore Festival

IOV Indonesia Youth Section Event: Indonesia Student Folklore Festival IOV Indonesia Youth Section mempersembahkan: Indonesia Student Folklore Festival, sebuah pergelaran megah berskala nasional, yang menampilkan grup grup kesenian dari sekolah dan universitas yang akan melaksanakan misi kebudayaan bersama IOV Indonesia Youth Section diantaranya: -Kandarpa Gunita Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti -Radha Sarisha KTF UI -TTA Universitas Paramadina -Bireun Seudati Universitas Pelita Harapan -SMA Al Azhar Kelapa Gading -SD 01 Menteng -SMP Islam Al Ikhlas dan grup grup tari dari sekolah dan universitas lainnya. Tempat: Gedung Kesenian Jakarta, Pasar Baru Jakarta Waktu : Minggu, 5 Mei 2012 Pembelian tiket: SESI I HTM: Pertunjukan pertama : Pukul 16.00-18.00 (khusus umum, mahasiswa dan pelajar, dengan menunjukan Kartu Mahasiswa atau Kartu Pelajar) VIP : 50.000 Balkon : 25.000, untuk UMUM : VIP : 100.000 Balkon 50.000 SESI II Pukul 20.00-22.00 (Khusus undangan, korps diplomatik, pers dan umum) VVIP : (include dinner with Solo performance of Javanese and Balinese Dance) : 250.000 VIP: 150.000 Balkon; 75.000 --Tidak disediakan tiket Box saat hari H, pemesanan dan reservasi dilakukan sebelum hari pertunjukan-- Informasi dan pemesanan tiket: Eko: +6285766545389 Kirim SMS: nama_jenis tiket (pelajar/umum)_VIP/Balkon/Biasa Setelahnya akan diinfo mengenai pembayaran dan pengambilan tiket Pembayaran tiket ditransfer ke BCA: 5040175468 a.n Eko Saputra. Pengambilan tiket tgl 22 April 2012 di Univ. Paramadina jam 10.00-15.00. Kami tidak menerima booking tempat tanpa dilakukan pembayaran. Terima kasih Tidak disediakan tiket BOX pada saat hari H, untuk tiket pelajar dan mahasiswa hanya dapat dibeli dengan menunjukkan kartu pelajar atau mahasiswa. Jadilah saksi sebuah pertunjukan yang menampilkan panorama penuh dari berbagai kebudayaan dan kesenian rakyat Indonesia sebelum mereka membawanya ke penjuru dunia. "We bring the beauty of Indonesia culture to the world" IOV Indonesia Youth Section More info: http://www.iovindonesiayouth.blogspot.com/ http://www.facebook.com/events/363927066962387/

Anak Muda Pahlawan Budaya

Anak Muda Pahlawan Budaya
Apa yang terbersit di benak kita saat kita mendengar kata “pahlawan”? Seseorang yang memanggul senjata, maju dengan gagah ke medan perang, mengibarkan bendera ? Mungkin tidak lagi sering terlihat di zaman sekarang ini. Namun teman teman kita dari IOV INDONESIA YOUTH SECTION mungkin layak disebut pahlawan, bukan karena mereka berhasil mempertahankan Indonesia dari serangan musuh tapi karena kesedian dan perjuangan mereka untuk melestarikan budaya Indonesia yang nyaris ditinggalkan, disaat anak anak seusianya menghabiskan banyak waktu untuk bermain atau berkumpul bersama teman teman.
IOV (international Organization for Folkart) Indonesia Youth Section, merupakan sebuah lembaga yang berada di bawah nauangan UNESCO, Badan PBB yang mengurusi bidang Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Budaya, yang tugas utamanya adalah melestarikan kesenian rakyat di seluruh dunia, mulai dari tarian, musik, kuliner, cerita rakyat, permainan tradisional, kerajinan tangan dan bentuk bentuk kesenian lainnya. Indonesia telah memiliki komisi muda untuk IOV sejak Maret 2010, dan secara aktif mengirimkann anak anak muda dari berbagai usia untuk melaksanakan misi budaya meperkenalkan kesenian rakyat Indonesia pada festival festival kesenian rakyat internasional. Teman teman dari IOV INDONESIA YOUTH SECTION ini merupakan pelajar setingkat sekolah dasar sampai universitas yang tergabung dalam grup kesenian rakyat dari instansi sekolah dan universitas masing masing. Pada tahun ini sebanyak hampir 300 peserta melaksanakan misi budaya ke berbagai Negara di dunia. Kenapa teman teman kita layak disebut sebagai pahlawan? Karena misi kebudayaan yang dilakukan oleh teman teman kita ini tidak mudah, para peserta harus berlatih hampir setiap hari selama kurang lebih tingga sampai enam bulan sebelum mereka akhirnya berangkat menuju misi budaya di luar negeri, bahkan ada yang waktu latihannya sampai tengah malam, terutama teman teman yang duduk di bangku kuliah, karena mereka harus membagi waktu antara kuliah, mengerjakan tugas, praktek magang, berorganisasi dan latihan. Demi mendapatkan hasil terbaik, setiap tim berlatih keras agar dapat menampilkan pertunjukan tari dan music tradisional Indonesia dengan sempurna kepada publik di luar negeri. Annisa Pramudita, salah seorang anggota RADHA SARISHA FISIP universitas Indonesia berujar; “ Yang paling berat dari misi budaya adalah latihannya, karena proses latihan seringkali amat panjang, bahkan hingga tengah malam, sedangkan besoknya tetap harus kuliah, dan beban tugas yang harus dikerjakan, rasanya pengen nangis, badan sudah letih, tapi semuanya harus dijalani karena misi budaya ini membawa nama Indonesia”.
Selain itu selama mengemban misi budaya di Negara tujuan, tentunya banyak tantangan dan kendala yang harus dihadapi, mulai dari berpuasa di negeri orang, bahkan harus merayakan Idul Fitri di Negara orang lain, seperti dituturkan Addina dari tim BIREUN SEUDATI Universitas Pelita Harapan yang melaksanakan misi kebudayaan ke Amerika Serikat selam sebulan penuh; “Beban terberatnya ketika kita harus berpuasa selama disana, karena waktu terbenam matahari di Amerika jauh lebih lama dari di Indonesia, jadi otomatis waktu puasa jadi lebih lama, ditambah lagi suasana Ramadhan di Amerika jauh berbeda dengan di Amerika,” ditambahkan Addina hal lain yang menjadi tantangan adalah saat harus berlebaran di negeri Paman Sam tersebut; “saat Lebaran, rasanya sedih banget, karena harus jauh dari keluarga di Indonesia, untungnya ada teman teman satu tim yang juga merayakan Idul Fitri, jadi bisa tetap semangat, ujarnya. Lain lagi pengalaman Almira Audi, siswi SMA AL AZHAR KELAPA GADING yang bersama timnya, Azkafada, mewakili Indonesia dalam misi kebudayaan ke Jepang; “Kendala terbesarnya masalah bahasa, karena orang orang Jepang jarang yang bisa berbahasa Inggris, jadi saat kita diminta mengajar tarian Indonesia, harus bolak balik ke penerjemahnya, juga makanannya karena tentunya beda dengan makanan di Indonesia.” Namun keduanya mengakui bahwa semua hambatan tersebut terbayar dengan sambutan meriah para penonton yang menyaksikan pertunjukan mereka. Hasilnya adalah deretan decak kagum, dan tepu tangan tak henti hentinya setiap tim Indonesia selesai tampil. Dengan jerih payah dan ketekunannya teman teman dari IOV INDONESIA YOUTH ini berhasil membawa harum nama bangsa Indonesia di berbagai penjuru dunia.

KTF UI, HARUMKAN NAMA INDONESIA LEWAT TARIAN DAN MUSIK

2012-09-17 / POSTED BY CHEERYL NEFIDYA SARI KTF UI, HARUMKAN NAMA INDONESIA LEWAT TARIAN DAN MUSIK
Melestarikan budaya Indonesia bisa dilakukan dengan banyak cara, salah satunya lewat tarian dan musik. Hal itulah yang dilakukan oleh Komunitas Tari FISIP Universitas Indonesia (KTF UI) atau dengan nama lainnya Radha Sarisha. KTF UI adalah sebuah komunitas yang ada di FISIP UI dan berdiri tahun 2008. Komunitas yang beranggotakan lebih dari 80 orang ini memfokuskan diri pada bidang seni, khususnya tari, baik modern maupun tradisional, dan juga musik tradisional. Saat ini KTF UI diketuai oleh Shinta Dewi, mahasiswa FISIP UI angkatan 2009.
Seperti komunitas lainnya, KTF UI memiliki kegiatan rutin yang terdiri dari latihan tari yang diadakan setiap hari Jumat. Mereka dilatih oleh Jamilah Siregar atau biasa dipanggil kak Mila. Meskipun baru berdiri selama empat tahun, namun prestasi KTF UI tidak bisa dipandang sebelah mata. Baru-baru ini, 33 anggota KTF UI beserta pelatih tari dan musik menjalani sebuah misi budaya dengan menjadi bagian dari Festival Du Sud 2012. Festival Du Suud adalah festival kebudayaaan yang diselenggarakan di tiga negara Eropa, yaitu Prancis, Belgia, dan Spanyol. Festival yang dimulai sejak tanggal 9 Agustus 2012 – 15 September 2012 ini diselenggaran di kota Castres, La Fage Saint Julien, Vic, Namur, Haguenau, dan Vila Real.
Disana, KTF UI menampilkan 12 tarian dan musik tradisional yang dinilai bisa merepresentasikan Indonesia di luar negeri. Tarian dan musik tersebut adalah Kembeng Malate (Madura, Jawa Timur), Kancet Gantar (Dayak, Kalimantan Timur), Renggong Manis (Betawi, DKI Jakarta), Rondang Bulan (Mandailing, Sumatera Utara), Gaba-Gaba (Maluku), Marsitamitami (Toba, Sumatera Utara), Seudati & Saman (Nanggroe Aceh Darussalam), Mpok Ngigel (Betawi, DKI Jakarta), Tifa (Nusa Tenggara Timur), Lenggang Nyai (Betawi, DKI Jakarta), dan Selayang Pandang (Melayu Deli, Sumatera Utara).
Menurut Annisa Pramudita, Ketua Misi Budaya yang memimpin KTF UI selama mengikuti festival, ia dan anggota KTF UI lainnya merasa bangga bisa membawa nama Indonesia di luar negeri. “Kami semakin mencintai budaya Indonesia karena kami sangat diapresiasi di festival tersebut. Mereka berkali-kali meminta kami menampilkan tari Saman, Betawi dan tarian lainnya, dan kami seringkali menjadi penampil penutup di berbagai festival. Kami mendapat kesempatan juga untuk mengenal kebudayaan negara lain, berteman dengan orang dari banyak negara, seperti Mexico, Guam, Chili, Kenya, dan lain-lain,” jelas Anissa.
Kegiatan misi budaya ini adalah yang kedua kalinya diikuti oleh KTF UI. Annisa berharap, untuk selanjutnya KTF UI terus konsisten untuk melestarikan kebudayaan Indonesia dan aktif mengikuti lomba dan festival-festival, baik di dalam negeri maupun luar negeri. Menjadi bagian dari Festival Du Suud 2012 adalah salah satu pencapaian terbesar yang pernah didapatkan oleh KTF UI. “Karena perjuangan dalam melaksanakan misi budaya tersebut untuk mengharumkan nama Indonesia bukanlah suatu hal yang mudah. Dan kecintaan kami terhadap Indonesia, hal itu yang sulit didapat dimasa muda,” kata Annisa.
Dalam waktu dekat ini, KTF UI juga akan kembali mengikuti kompetisi dalam acara UI Festival 2012. Kita doakan saja agar KTF UI dapat terus melestarikan kebudayaan Indonesia dan membawa harus negeri ini. Sukses terus untuk KTF UI!

Selasa, 06 November 2012

SD AL-IKHLAS JAKARTA TAMPIL PADA FESTIVAL TARI RAKYAT INTERNASIONAL DI RIBNITZ-DAMGARTEN, JERMAN

SD AL-IKHLAS JAKARTA TAMPIL PADA FESTIVAL TARI RAKYAT INTERNASIONAL DI RIBNITZ-DAMGARTEN, JERMAN I
Indonesia yang diwakili oleh SD Al-Ikhlas Jakarta, untuk pertama kalinya turut serta dalam acara festival tari rakyat Internasional ke-23 (23. Internationales Folkloretanzfest). Acara yang diselenggatakan oleh Persatuan Pemuda Jerman (Jugendbund Deutscher Regenbogen) bekerjasama dengan Folklore-ensemble “Richard Wossidlo”, pimpinan Holger Hürtig. di buka pada tanggal 28 Juni 2012 oleh walikota Ribnitz-Damgarten Jurgen Borbe, Wakil Ketua Parlemen Mecklenburg-Vorpommern Silke Gajekt, dan dihadiri oleh Konjen RI Hamburg M. Estella Anwar Bey mewakili Dubes RI Berlin, serta sekitar 300 masyarakat Ribnitz-Damgarten.
Dalam acara pembukaan tersebut, para pelajar dari kelas 4 - 6 SD Al-Ikhlas Jakarta tampil lincah memainkan peralatan musik angklung membawakan lagu Jerman berjudul “Wenn alle Brünnlein fliessen” dan Iagu Indonesia Pusaka, dilanjutkan dengan penyajian tari saman yang dibawakan dengan serempak sehingga mengundang decak kagum penonton yang memenuhi panggung pertunjukan di marktplatz Ribnitz-Damgarten.
Konjen RI Hamburg yang menjadi tamu kehormatan dan tampil di atas panggung memberikan kata sambutannya bahwa pada tahun 2012 merupakan tahun ke-60 hubungan diplomatik Indonesia-Jerman. Diharapkan keikutsertaan Indonesia pada festival ini dapat memperkenalkan kebudayaan Indonesia kepada masyarakat Ribnitz-Damgarten dan sekitarnya serta dapat lebih meningkatkan hubungan Indonesia-Jerman di berbagai bidang, terutama seni dan budaya.
Sementara itu, Walikota Jürgen Borbe dan wakil ketua Parlemen, Silke Gajekt menyampaikan apresiasi yang tinggi atas kehadiran wakil KJRI Hamburg dan keikutsertaan Indonesia pada acara festival tersebut.
Internationales Folkloretanzfest 2012 akan berlangsung selama 4 hari dari tanggal 28 Juni s.d 1 Juli 2012, yang diikuti diikuti oleh 6 negara yaitu Turki, Ukraina, China, Bulgaria, Jerman dan Indonesia. Panitia penyelenggara menyampaikan bahwa 61 kelompok tari dari 16 negara telah mengikuti seleksi awal dan hanya 6 kelompok tari dari 6 negara termasuk Indonesia yang terpilih untuk ikut dalam festival tersebut. Pemenang festival akan mendapatkan dua penghargaan yaitu dari juri maupun dari masyarakat yang diumumkan tanggal 1 Juli 2012.

Bireun Seudati Universitas Pelita Harapan mengikuti Festival Kesenian Internasional di Amerika Serikat

(Universitas Pelita Harapan mengikuti Festival Kesenian Internasional di Amerika Serikat) laporan: Andris Adhitra untuk KJRI SAN FRANSICO dan KJRI LOS ANGELES Sekelompok anak muda yang tergabung dalam Bireun Seudati, Universitas Pelita Harapan Jakarta, Indonesia dengan apik menutup rangkaian festival malam itu dengan Tari Saman dari Provinsi Aceh. Segenap penonton yang hadir memadati tempat pertunjukan terkesima dengan kecepantan gerak, koo
rdinasi, dan alunan pantun dari tarian yang menjadi salah satu warisan tak benda UNESCO tersebut. Bireun Seudati merupakan sebuah unit kegiatan mahasiswa di Universitas Pelita Harapan yang mewadahi mahasiwa dan mahasiswi untuk mempelajari tari dan musik tradisi Indonesia. Dibentuk pada tahun 2007, UKM ini sukses mewakili Indonesia dalam International Dance adn Music festival di Rexburg, Idaho bersama dengan IOV Indonesia YOUTH Section, Bireun Seudati mempersiapkan diri selama hampir satu tahun untuk mengikuti even bergengsi ini. Beranggotakan 38 orang, yang terdiri dari penari, pemusik, pelatih dan ketua rombongan, Bireun Seudati membawakan nomor tarian yang diambil dari kebudayaan utama di Indonesia, yaitu: Aceh, Sumatra Barat, Melayu, Bali, Kalimantan Timur, dan DKI Jakarta. Festival Rexburg Idaho International Music and Dance festival diadakan pada akhir Juli setiap tahunnya, merupakan festival kesenian rakyat terbesar di Amerika Serikat, dan salah satu event utama di Amerika Tengah. Sebanyak 300 penampil dari penjuru dunia hadir dalam festival ini untuk memadati jalan jalan di Amerika dengan kemeriahan kostum, keindahan gerak, dan alunan musik. Selanjutnya tim Bireun Seudati akan melanjutkan keikutsertaan dalam Summerfest, Bountiful di Utah, yang juga meruapakan festival kesenian rakyat Internasional yang mengundang tim kesenian rakyat terbaik dari belahan dunia.
Tampil apik dengan Tari Saman, Indonesia menjadi peserta favorit festival, Donna Bennfield, President festival tersebut menyatakan bahwa tim Indonesia menjadi salah satu tim terbaik dalam sejarah pelaksanaan festival ini. Bireun seudati merupakan tim Indonesia yang untuk pertama kalinya mengikuti kegiatan festival ini. Selama kegiatan berlangsung para peserta tinggal bersama keluarga lokal di Amerika Serikat, untuk berbagi pandangan dan mempelajari kebudayan lokal.